LAHAT – Kelangkaan gas elpiji tabung ukuran 3 kg juga terjadi sejumlah wilayah di Kabupaten Lahat. Masyarakat harus berkeliling mencari gas tabung melon tapi pangkalan, agen, dan warung-warung kehabisan stok.
Seperti terjadi di beberapa wilayah kita lahat misalnya. Antrean panjang terlihat di salah satu agen gas elpiji 3 kilogram bersubsidi. Warga yang membutuhkan gas harus menunggu lama, sementara pasokan terbatas.
Beberapa warga bahkan harus berkeliling ke berbagai tempat untuk mencari gas elpiji bersubsidi, namun banyak pangkalan yang kehabisan stok. Meskipun ada beberapa agen yang masih memiliki gas elpiji, mereka menerapkan pembatasan pembelian bagi konsumen.
Ida, salah satu warga Penghijauan Lahat, mengungkapkan kesulitannya dalam mendapatkan gas elpiji. Ia sudah mengunjungi lima lokasi berbeda, namun belum juga mendapatkan tabung gas yang dibutuhkan untuk keperluan memasak di rumah.
“Sudah cari sampai ke seberang Tanjung Payang, nggak ada. Buat masak, kan kalau tidak ada gas, tidak bisa masak, muter dari pagi jam 6, udah keliling-keliling dari Kavling, Jalan Baru, sampai ke Seberang. Kita masak air pakai apa, pakai gas,” katanya, Senin 3 Februari 2025.
Warga berharap pemerintah pusat maupun daerah segera mengambil tindakan untuk mengatasi kelangkaan gas elpiji ini. Sementara itu, sejumlah agen penjual gas elpiji bersubsidi terpantau kehabisan stok.
Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram tidak hanya terjadi di Kota Lahat saja, namun berbagai daerah juga terjadi kelangkaan gas 3 kg. Karena gas elpiji 3 kilogram mulai sulit didapatkan dalam dua pekan terakhir akibat minimnya pasokan dari Pertamina.
Kondisi ini menyebabkan masyarakat kesulitan mendapatkan gas bersubsidi yang sebelumnya disediakan pemerintah untuk membantu kalangan menengah ke bawah.
Seorang warga lainnya, Okta mengaku sudah sepekan ini terjadi kelangkaan gas elpiji 3 kg. Dia sudah berkeliling untuk mendapatkan bahan bakar untuk memasak tersebut. Dia terpaksa menggunakan kayu untuk memasak.
“Sudah lama, seminggu nggak ada gas, sudah keliling, tapi nggak ada. Ya paling pakai kayu. Pengennya gas ada lagi,” katanya.
Sementara itu, Sugianto, seorang penjual gas elpiji, kelangkaan ini membuat banyak warga kesulitan mendapatkan gas untuk kebutuhan sehari-hari. “Kelangkaan sudah dua minggu. Pas bulan Rajab mungkin pemakaian meningkat,” katanya.
Sugianto mengatakan, sebenarnya tidak pengurangan pengiriman. Setiap 2 pekan ia mendapat satu kali pengiriman, dengan sekali pengiriman 100 tabung.
“Kalau barang kan masih segitu, standar pengirimannya. Pengiriman dua Minggu sekali pengiriman 100 tabung,”ujarnya.
Baik pedagang maupun pembeli berharap pemerintah segera menyelesaikan masalah kelangkaan gas elpiji 3 kilogram agar masyarakat tidak semakin kesulitan.(*)