LAHAT – SMKN 2 Lahat merupakan sekolah yang berdiri sejak puluhan tahun di Kabupaten Lahat. Dimana sekolah ini sudah memiliki 7 bidang kompetensi keahlian, yaitu Tata Busana, Tata Boga, TKJ, Akuntansi, Pemasaran, dan Perkantoran.
Sekolah yang terhitung tua ini, selalu melakukan berbagai terobosan agar tetap eksis dan mampu bersaing dengan sekolah lainnya. Di samping itu, sekolah ini juga tetap mendidik siswa siap terjun ke dunia usaha.
Kepala SMKN 2 Lahat, Saiful Efendi MPd mengatakan menjadi siswa SMK tentu harus bangga. Pasalnya, siswa akan diberikan keterampilan lebih agar siap untuk terjun di dunia kerja.
Apalagi jika ikut kelas industri. Di SMK, kelas industri ini biasanya melibatkan mitra Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Sekolah diberikan kebebasan untuk mencari rekanan dan bekerja sama dengan industri yang sesuai dengan kompetensi yang ada di sekolah tersebut.
“Tentu, melalui kerja sama langsung antara sekolah dengan industri maka diharapkan kelas industri ini akan mampu meningkatkan kompetensi keahlian siswa, sekaligus menciptakan SDM dari SMK yang lebih berkualitas,”katanya.
Pelatihan yang diberikan juga tidak tanggung-tanggung, pihak industri yang diundang wajib melatih siswa hingga kompeten.
“Produk siswa ini dijual di sekolah. Istilahnya dari siswa untuk siswa dan oleh siswa,” sebutnya.
Ia juga mengatakan semenjak kurikulum merdeka ditetapkan, guru melatih siswa untuk berwirausaha dengan maksud apabila siswa tidak ingin melanjutkan ke perguruan tinggi minimal siswa bisa buka usaha sendiri.
“Anak SMK sebenarnya dipersiapkan Bekerja, Melanjutkan dan Wirausaha (BMW). Dari kurikulum itu, siswa diharapkan kompeten,” sebutnya.
Makanya, pihak sekolah saat ini memberikan sarana dan prasarana yang lengkap untuk menunjang keahlian siswa di berbagai bidang. Salah satunya bidang tata boga.
“Siswa sudah bisa membuat roti, kue muffin jenis-jenis cake dan bolen,” jelasnya.
Jika dilihat, kata Saiful, siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran tata boga. Apalagi pembelajaran lebih banyak praktik dibandingkan dengan teori. Walaupun, sebelum siswa praktik, satu atau dua kali pertemuan dibekali dengan teori dulu.
“Anak SMK sebenarnya dipersiapkan Bekerja, Melanjutkan dan Wirausaha (BMW). Dari kurikulum itu, siswa diharapkan kompeten,” sebutnya.
Makanya, pihak sekolah saat ini memberikan sarana dan prasarana yang lengkap untuk menunjang keahlian siswa di berbagai bidang. Salah satunya bidang tata boga.
“Siswa sudah bisa membuat roti, kue muffin jenis-jenis cake dan bolen,” jelasnya.
Jika dilihat, katanya, siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran tata boga. Apalagi pembelajaran lebih banyak praktik dibandingkan dengan teori. Walaupun, sebelum siswa praktik, satu atau dua kali pertemuan dibekali dengan teori dulu.(*)